Monday, July 6, 2015

#Days27

Dear kosong...

Kosong seperti terjebak dalam ruang waktu tak terbatas, semuanya terasa gelap, terasa hampa tak berasa.
Kosong dalam sebuah lorong dimensi yang semuanya bergerak melambat, tak ada yang bisa di cerna selain hening.
Aku hanya mengambang di bawa sang waktu yang semakin lama semakin dalam, tak ada yang bisa dilakukan selain mengamati, mengamati ketiadaan.
Dalam kondisi ini aku menunggu sebuah hentakan, sebuah tarikan untuk kembali membawa jiwa ini kedalam dimensi waktu terbatas.

Kosong, andai memang ketiadaan adalah sebuah jawaban, jawablah dengan seharusnya jawaban itu ada.
Kosong, andai memang keheningan adalah sebuah jalan, jalanlah dengan seharusnya suara itu tiada.

Biarlah jiwa ini terbang menuju kekosongan, karena kekosongan adalah cinta yang tanpa batas.
Tak ada batasan yang bisa di buat, karena kekosongan seperti lubang dalam semesta, tak ada pangkal dan tak ada ujung yang menjadi sekat.

Kekosongan yang akan mengajarkan rasa ada dari ketiadaan.
Kekosongan yang akan mengajarkan rasa hangat dari keheningan.

Kosong, aku hanya bisa memejamkan mata dan mengawasi ketiadaan dengan rasa.
Rasa ketika bintang jatuh membiaskan sinarnya menjadi sebuah gelombang cahaya.

Dari sana aku akan berlari tanpa henti hingga hampa itu terbiaskan dan partikel itu saling bereaksi untuk menjadi satu, menyatu tanpa beban dalam sebuah kejujuran semesta.

#30HariMenulisSuratCinta #Days27 #DearKosong

No comments:

Post a Comment