Thursday, February 5, 2015

#Days10

Dear Kamu Putri yang mulai nampak...

Bunyi alarm pagi yang mulai ditinggalkan sang fajar.
Mengusik mimpi malamku di antara pekat yang berjajar.

Pagi itu aku terbangun dan berlari mengejar hari.
Tergesa-gesa mencoba menarik waktu lebih pagi.
Irama kaki yang tak tebiasa memaksa keringat mengucur deras.
Hingga menempatkan ku di sana, di tempat yang telah TUHAN gariskan.

Wajah itu yang pertama langsung mengusikku,
Menggetarkan aroma tak biasa seperti asam sulfat pekat yang menusuk syaraf.
Aku takkan lupa bingkai angkasa yang indah terpancar dalam senyum renyahnya.
Walau setelahnya aku tak mengindahkannya dalam keberadaannya yang selalu terasa ada.

Perlahan pagi mulai menghilang dan bisikan seseorang meyakinkanku akan dia,
Dia yang sudah mulai berani meninggalkan setitik cahaya di ranah gelap.
Di tempat aku dan jiwa ku terperangkap, dalam bingkai ketakutan kehidupn yang berkeping-keping.

Perjalanan yang panjang akhirnya mengantarkanku padanya
Pada sebuah cerita di bawah jutaan tetesan hujan hasil proses kondensasi uap air di atmosfer.
Semuanya melebur dalam dimensi waktu yang tampak tak teratur.
Tapi menjadikannya lebih terstruktur dalam irama yang tak sekalipun mengendur.

Apa yang aku rasakan mungkin tak seperti yang dirasakannya.
Bagai matahari yang menyinari bumi, di ufuk timur berbeda jatuhnya dengan di seberang barat.
Tapi yang pasti, hari itu adalah hari di mana partikel-partikel atom itu menjadikannya satu,
sebuah molekul dengan positif dan negatif sebagai penariknya,
Menarik sebuah cahaya yang mulai nampak,
Nampak indah karena ada kamu yang hadir..

Wahai Putri yang mulai nampak...

#30HarimenulisSuratCinta #DearKamuPutriYangMulaiNampak #Days10

No comments:

Post a Comment